Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dua Beda Satu Rasa


Dan masih kugambar kertas kosong itu dengan coret tanpa pena lamun yang terdesak wajib melanggar wajar jiwa yang terhanyut lukai kalbu tanpa jeda dan masih saja kupekur dalam coret tanpa pena

Noktah yang tak pernah pudar oleh masa menggores abadi dalam balutan tanya masih adakah sisa sisa jiwa, merana oleh luka pahit yang tak pernah lupa menyapa

Rindu bergelinjang perih menyayat jiwa tikam rasa yang membuat lena teringsut sendiri menyadari jati diri
aku siapa... untuk siapa aku?

Rindu mu adalah maut yang merenggut setiap desir nadi yang terus mengucap nama mu... nama mu... nama mu...

Kau purnama itu sekian malam kuyakinkan hanya untuk menatap indahmu ketika tiba tiba pekat menyembunyikan hadirmu
aku tetap berdiri menanti langit akan berubah menjemukan memang

Harapku keajaiban hadirmu bukanlah khayalan nyata dalam pesona bidadari surga kan selalu ku damba kucinta...

Ketika dua jiwa meleburkan diri menjadi satu tuju kau....aku

Oleh Kejora Jingga

Top Blogs

Posting Komentar untuk "Dua Beda Satu Rasa"