Suami Teladan Sekarang Bagaimana
Sedikit mau bercerita tentang apa yang terlintas, bagaimana menjadi suami yang bertanggung jawab.
Kalau di era delapan puluhan sebelum memilih untuk menikah dan segala persiapan dalam bertanggung jawab atas rumah tangga yang dibina lebih siap. Dan mungkin juga cara tentang membimbing istri sudah dipersiapkan secara matang-matang dan penuh kesiapan lahir dan batin.
Sedangkan di era sekarang semua itu, mungkin sedikit orang yang mempermasalahkan itu dan perlu diketahui suami adalah jiwa pemimpin baik tidaknya sifat istri kita dalam berumah tangga itu tergantung cara kita yang membimbing sepenuhnya dan tangung jawab suami di ere sekarang tidak mudah.
Disini tidak membahas soal ekonomi, tapi sifat kita sebagai suami yang tanggung jawab penuh bagaimana membentuk sifat karakter istri katakan menikah diumur dua puluh sampai dua puluh lima (bagi kaum pria) yang di era delapan puluhan umur segitu kadang belum punya minat untuk menikah.
Tetapi beda di era sekarang umur segitu kalau belum punya istri lain lagi ceritanya, dibilang tidak laku lah atau takut lah dan kita tidak tau apa dan kenapa yang umur segitu belum menikah, kita tidak tau alasannya kenapa dia belum menikah.
Yang menjadi soal mungkin bukan karena kita tidak berani untuk menghadapi sebuah pernikahan, akan tetapi mampukah kita membina istri dengan baik atas segala kelebihan dan kekurangan. Belum lagi kalau kita masih berkumpul dengan orang tua atau mertua, bisa jadi pikiran kedewasaan biasanya sulit untuk berkembang. Karena masih merasa adanya orang tua yang bisa diharapkan dan diandalkan bantuannya, entah dari segi ekonomi atau tenaga dan dengan begitu watak istri kadang belum bisa untuk belajar mandiri.
Disinilah tugas kita sebagai suami untuk membimbing dan mengarahkanya kesifat-sifat yang lebih dewasa.
Dengan penuh tanggung jawab persiapan mental yang kuat dan selalu menjaga keharmonisan keluarga dan rumah tangga yang dibinanya.
Tidak ada saran dalam artikel ini hanya kalau bisa berharap mari kita sama-sama membina rumah tangga yang baik, tentram tanpa ada kekerasan didalamnya. sedikit cek-cok antara suami dan istri itu hal yang wajar. Karena sudah merupakan bumbu dalam rumah tangga akan tetapi kalau adanya kekerasan yang melibatkan orang lain itu lain lagi halnya.
Dan perlu diingat semua faktor dari penyebab kekerasan atau ketidakan harmonisan dalam rumah tangga itu biasanya lalainya kita sebagai suami untuk menjaga sikap dan membimbing sifat kepribadian istri dan untuk menjadikan istri yang sholekah itu sepenuhnya tanggung jawab kita sebagai suami.
Saling percaya dan mengerti antara suami istri itu lebih baik, dari pada saling menuduh dan menggumbar emosi yang hanya sesaat yang tidak ada gunanya. Keharmonisan dan pertikaian itu tergantung dari kita masing-masing bisa menjaga atau tidak.
Semoga apa yang terlintas, bisa bermanfaat bagi kita para pembaca yang calon suami atau yang sudah bersetatus sebagai bapak untuk berjuang lebih baik lagi dalam membina sebuah rumah tangga. Bila ada yang mau ditambahkan dengan senang hati layangkan komentar dan berbagi itu lebih indah.
Kalau di era delapan puluhan sebelum memilih untuk menikah dan segala persiapan dalam bertanggung jawab atas rumah tangga yang dibina lebih siap. Dan mungkin juga cara tentang membimbing istri sudah dipersiapkan secara matang-matang dan penuh kesiapan lahir dan batin.
Sedangkan di era sekarang semua itu, mungkin sedikit orang yang mempermasalahkan itu dan perlu diketahui suami adalah jiwa pemimpin baik tidaknya sifat istri kita dalam berumah tangga itu tergantung cara kita yang membimbing sepenuhnya dan tangung jawab suami di ere sekarang tidak mudah.
Disini tidak membahas soal ekonomi, tapi sifat kita sebagai suami yang tanggung jawab penuh bagaimana membentuk sifat karakter istri katakan menikah diumur dua puluh sampai dua puluh lima (bagi kaum pria) yang di era delapan puluhan umur segitu kadang belum punya minat untuk menikah.
Tetapi beda di era sekarang umur segitu kalau belum punya istri lain lagi ceritanya, dibilang tidak laku lah atau takut lah dan kita tidak tau apa dan kenapa yang umur segitu belum menikah, kita tidak tau alasannya kenapa dia belum menikah.
Yang menjadi soal mungkin bukan karena kita tidak berani untuk menghadapi sebuah pernikahan, akan tetapi mampukah kita membina istri dengan baik atas segala kelebihan dan kekurangan. Belum lagi kalau kita masih berkumpul dengan orang tua atau mertua, bisa jadi pikiran kedewasaan biasanya sulit untuk berkembang. Karena masih merasa adanya orang tua yang bisa diharapkan dan diandalkan bantuannya, entah dari segi ekonomi atau tenaga dan dengan begitu watak istri kadang belum bisa untuk belajar mandiri.
Disinilah tugas kita sebagai suami untuk membimbing dan mengarahkanya kesifat-sifat yang lebih dewasa.
Dengan penuh tanggung jawab persiapan mental yang kuat dan selalu menjaga keharmonisan keluarga dan rumah tangga yang dibinanya.
Tidak ada saran dalam artikel ini hanya kalau bisa berharap mari kita sama-sama membina rumah tangga yang baik, tentram tanpa ada kekerasan didalamnya. sedikit cek-cok antara suami dan istri itu hal yang wajar. Karena sudah merupakan bumbu dalam rumah tangga akan tetapi kalau adanya kekerasan yang melibatkan orang lain itu lain lagi halnya.
Dan perlu diingat semua faktor dari penyebab kekerasan atau ketidakan harmonisan dalam rumah tangga itu biasanya lalainya kita sebagai suami untuk menjaga sikap dan membimbing sifat kepribadian istri dan untuk menjadikan istri yang sholekah itu sepenuhnya tanggung jawab kita sebagai suami.
Saling percaya dan mengerti antara suami istri itu lebih baik, dari pada saling menuduh dan menggumbar emosi yang hanya sesaat yang tidak ada gunanya. Keharmonisan dan pertikaian itu tergantung dari kita masing-masing bisa menjaga atau tidak.
Semoga apa yang terlintas, bisa bermanfaat bagi kita para pembaca yang calon suami atau yang sudah bersetatus sebagai bapak untuk berjuang lebih baik lagi dalam membina sebuah rumah tangga. Bila ada yang mau ditambahkan dengan senang hati layangkan komentar dan berbagi itu lebih indah.
Posting Komentar untuk "Suami Teladan Sekarang Bagaimana"
Kritik dan saran untuk lebih baik
Posting Komentar