Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tautan, Aku Petaka Itu

Aku petaka itu...

Yang dalam jelujur langkahnya
dikelimkan bencana dalam tiap hentinya
yang dalam percepat singgah lelahnya
akan meninggalkan racun bagi tempat lenanya

Aku biasa memaki sendiri
merajam otak dan pikiranku
hanya agar lebur dan tak menyembul
karena bentukku sudah tumpul


Berapa lagi harus menuntut mulutku
agar jangan terlalu mengumbar senyum
kalau hanya membuat mulutnya menyumpah
gegabah entah serapah

"Ahh...kau tak segera belajar sumber celaka
banyak tawa akan sirna karenamu
kenapa tak kau benamkan saja mukamu
hanya agar dia selesai dan mereka damai?"

"Aku sudah menghitamkan mukaku layaknya tungku
tak berniat menjadi sinar ataupun cahaya bagi siapa
karena suram saja yang menyetubuhiku sejak mula
aku kesalahan bagi penjenak lelah mereka tapi,
aku bisa apa?
kalau nyata sayang itu datang tak pernah dipinta
aku bisa apa?
ketika tulus itu ditawarkan tanpa aku mengiba
aku hanya bentuk hidup bernyawa tapi tak punya cara
cara untuk menghenti
cara untuk mengelak pergi...
kau tau,aku tak sesempurna yang diharapkan ada
aku biasa
dan karena aku juga punya hati"

(saat nuraniku menuntut  hati pun menyambut)

Oleh Kejora Jingga



Top Blogs

Posting Komentar untuk "Tautan, Aku Petaka Itu"