Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Bunga Poeny Jingga


Dikala senja aku menambatkan rinai hati sebagai pelangi hingga dalam ratusan kata aku dijamu dalam ribuan bahasa aku tak menentudalam diam aku mengadu dalam harapan aku menunggu hadirmu

Mainkan aku dalam khayalku tidurlah dalam jiwaku ucapkan kata syahdu dalam bibir dan bahasa rindu

Kasih diambang fajar... andai seorang harus mengatakan bahwa jiwa ini musnah seperti tubuh maka jawablah bunga akan layu namun bijinya akan tetap hidup jingga. Pungkaskan satu sepimu biar setitik cahaya menuntunmu untuk pulang kepada pemilik hatimu

Lihat binar kecil dilengkung langit selatan
dia aku yang akan membawamu kembali mengisi sepinya diri dan membenamkan hati pada sunyi yang akan kuusir pergi

Tidakkah terdengar tiap nada yang kuselampirkan setelah senja?

Dengarkanlah wahai pemilik kalbuku nikmati tiap sajak lagu yang kunyayikan untukmu lelapkan tidurmu hingga mimpi merayu kenapa dia tak kau bujuk untuk ikut bercumbu hingga dia terburu berlalu

Satu seka dari banyak peluh cerita membuat lunglai tungkai rasa yang telah kupugar indah menepilah sejenak pada lusuh pengharapan mencacilah pada lembat pertemuan

Aku ada untuk pemenuhan hasrat sunyimu banyak kisahku akan membuat lama waktu menjadi cepat berlalu rengkuh cepat hadirku untuk kemudian
bawa aku bermunajat pada sisa waktu biarkan gelisah kita beradu dan kemudian saling melugu

Oleh Kejora Jingga

Top Blogs

Posting Komentar untuk "Kisah Bunga Poeny Jingga"