Teman, Jangan Berhenti Berlari.
Dihantui tekanan layaknya angin gemuruh yang marah karena terusik tidurnya
Dihujani mimpi buruk tak berkesudahan
Raga ini ada batasnya, masih manusia
Dan batas itu ambruk sudah
Betapa sulit untuk acungkan jari, sekedar untuk realiasi eksistensi
Ketika seonggok kepercayaan pun tidak mereka berikan padamu
Tidak juga padaku teman
Dan aku, benar-benar lelah
Bintang masih tinggi, mengolok-olok kita karena terus bermimpi
Bahkan bulan tersenyum sinis
Mengamini kebodohan kita yang berjuang tanpa henti
Haruskah kita peduli?
Ego ini kian menjadi
Ingin dikenal, dipuja, diakui, dihargai
Tapi sampai detik ini
Masih hanya corat-coret basa- basi
Tanpa arti
Dan aku semakin lelah
Bahkan berdarah
Ketika kita jatuh dan ilusi menghampiri
Menghasutmu, dan juga menghasutku
Membisiki telingamu dan telingaku yang rapuh akan bisikan setan itu
Untuk berhenti
Tolong teman, jangan berhenti
Mungkin kita harus mati, tapi tidak hari ini
Mungkin memang harus berhenti, tapi tidak disini
Dan mungkin perjuangan ini memang tanpa arti, untuk saat ini
Tapi bersabarlah, dan terus berlari teman
Demi setiris senyum manis anak-anak kita nanti
Dami lapangan bola hijau yang kau impi-impikan untuk dimainkan cucu laki-laki mu itu
Demi boneka peri yang kau rencanakan sebagai hadiah untuk putri kecil mu itu
Maka kita, tak boleh kenal lelah
Tolong
Teman, jangan berhenti berlari
*persahabatan, segala tentang masa muda yang indah, kadang kala membuat kita lupa gundah gulana dunia, lupa betapa beratnya beban hidup yang dipikul setiap bahu kecil kita. Sahabat adalah segalanya, tempatku berbagi mimpi, tempatku berbagi hati. Tanpa mereka aku mungkin bukan apa apa. Dengan mereka aku bernyawa. Puisi ini, untukmu sahabat-sahabatku.
By: Nico Mulyawan.
Dihujani mimpi buruk tak berkesudahan
Raga ini ada batasnya, masih manusia
Dan batas itu ambruk sudah
Betapa sulit untuk acungkan jari, sekedar untuk realiasi eksistensi
Ketika seonggok kepercayaan pun tidak mereka berikan padamu
Tidak juga padaku teman
Dan aku, benar-benar lelah
Bintang masih tinggi, mengolok-olok kita karena terus bermimpi
Bahkan bulan tersenyum sinis
Mengamini kebodohan kita yang berjuang tanpa henti
Haruskah kita peduli?
Ego ini kian menjadi
Ingin dikenal, dipuja, diakui, dihargai
Tapi sampai detik ini
Masih hanya corat-coret basa- basi
Tanpa arti
Dan aku semakin lelah
Bahkan berdarah
Ketika kita jatuh dan ilusi menghampiri
Menghasutmu, dan juga menghasutku
Membisiki telingamu dan telingaku yang rapuh akan bisikan setan itu
Untuk berhenti
Tolong teman, jangan berhenti
Mungkin kita harus mati, tapi tidak hari ini
Mungkin memang harus berhenti, tapi tidak disini
Dan mungkin perjuangan ini memang tanpa arti, untuk saat ini
Tapi bersabarlah, dan terus berlari teman
Demi setiris senyum manis anak-anak kita nanti
Dami lapangan bola hijau yang kau impi-impikan untuk dimainkan cucu laki-laki mu itu
Demi boneka peri yang kau rencanakan sebagai hadiah untuk putri kecil mu itu
Maka kita, tak boleh kenal lelah
Tolong
Teman, jangan berhenti berlari
*persahabatan, segala tentang masa muda yang indah, kadang kala membuat kita lupa gundah gulana dunia, lupa betapa beratnya beban hidup yang dipikul setiap bahu kecil kita. Sahabat adalah segalanya, tempatku berbagi mimpi, tempatku berbagi hati. Tanpa mereka aku mungkin bukan apa apa. Dengan mereka aku bernyawa. Puisi ini, untukmu sahabat-sahabatku.
By: Nico Mulyawan.
2 komentar untuk "Teman, Jangan Berhenti Berlari."
Kritik dan saran untuk lebih baik
Posting Komentar